Ibu, Kisahkan Sebuah Cerita

6 komentar

Menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada anak dianjurkan melalui sebuah cerita, sebab menurut para ahli itu lebih mudah untuk diterima. Itulah kenapa penting bagi orang tua maupun pendidik untuk menceritakan kisah-kisah yang di dalamnya terkandung nilai-nilai moral juga pelajaran yang nantinya bisa ditiru oleh si anak.

Sudahkah sampai padamu kisah Abdullah, anak kesayangan Abdul Mutthalib, pemuda tampan yang dicintai kaum Quraisy, lelaki yang ditebus dengan 100 ekor unta? Pemuda Hasyim yang menahan diri untuk tidak segera meminang "bunga Quraisy"?

Bukti bagaimana cerita tentang sebuah kisah begitu membentuk pribadi seseorang.

Setelah berhasil memegang wewenang distribusi air Zamzam untuk para jemaah haji, tanpa disaingi oleh seorang pun dari kaumnya, Abdul Mutthalib bernazar bahwa ia akan menyembelih salah satu di antara anak-anaknya di dekat Ka'bah jika ia memiliki sepuluh anak yang bisa melindunginya, ketika itu ia baru memiliki satu anak laki-laki. Waktu berjalan hingga Allah mengabulkan pintanya, dan ketika tiba saat pengundian, Ka'bah memilih Abdullah untuk disembelih.

Duka yang dalam tidak hanya menyelimuti hatinya, seluruh penduduk Mekah pun merasakan hal yang serupa. Namun janji harus ditepati terlebih kepada Pemilik Ka'bah.

Ketika sang ayah hendak menyembelih anak bungsunya itu, orang-orang Quraisy menghampirinya dan memberikan nasehat tentang sikapnya yang ditakutkan akan dicontoh oleh lelaki-lelaki lain yang kelak akan menyembelih anaknya di kemudian hari. Mereka menawarkan untuk menebus dengan harta benda yang mereka miliki.

Kemudian kaum tua Quraisy menyarankan agar Abdul Mutthalib pergi menemui seorang peramal wanita di Khaibar. Menanyakan perihal ini.

Kepergian ayah dan anak beserta rombongan ini meninggalkan harapan-harapan di setiap jiwa penduduk Mekah. Doa-doa yang tiada henti dilantunkan untuk kebaikan si lelaki sabar yang sebentar lagi akan menemui ajalnya, Abdullah, hiasan kaum muda dari Bani Hasyim.

Dua puluh hari kepergian mereka, selama itu pula seolah kehidupan ikut berhenti, para hamba sahaya sibuk mencari informasi kesana-kemari hingga rombongan yang pergi akhirnya kembali.

Si peramal wanita mengatakan untuk mengundi Abdullah dengan sepuluh ekor unta dengan anak panah. Jika undian yang keluar adalah Abdullah, maka tambahilah sepuluh ekor unta lagi hingga undian yang keluar adalah unta, maka sembelihlah unta itu sebagai gantinya, karena Rabb kalian sudah rida dan Abdullah selamat.

Setelah melakukan pengundian, akhirnya seratus ekor unta disembelih, lalu daging-dagingnya dibiarkan begitu saja. Siapa pun manusia ataupun hewan liar yang datang menghampiri, tidak dihalangi sedikit pun.

Kisah penebusan nyawa Abdullah sangat mengguncang hati orang-orang mekah karena merasa iba kepada seorang pemuda saat ujung parang sudah menyentuh lehernya. Kesabaran, ketenangan dan kerelaannya menerima takdir kemudian disambungkan oleh bangsa Arab dengan kisah Ismail  yang hendak disembelih oleh Nabi Ibrahim as sebagai bentuk ketaatan terhadap perintah Allah SWT. Lalu Allah menebusnya dengan seekor domba besar setelah kematian sudah dekat seukuran dua busur panah, atau bahkan lebih dekat lagi.

Cerita yang dikisahkan secara turun-temurun oleh para leluhur mereka dari generasi ke generasi nyatanya membekas ke dalam hati.

Kepatuhan, ketundukan, kerelaan terbentuk melalui proses yang panjang, dan orang tua memiliki andil besar dalam membentuk kepribadian buah hatinya.

Abdullah, orang terpilih yang segera setelah penebusan dirinya ia bersama ayahnya meminang "bunga Quraisy", yang dari pernikahan tersebut lahirlah pemimpin umat ini, Nabi Muhammad SAW.

Allahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad

-----
Sumber : Biografi Istri dan Putri Nabi SAW

Ciani Limaran
Haloo... selamat bertualang bersama memo-memo yang tersaji dari sudut pandang seorang muslimah.

Related Posts

6 komentar

  1. Nanti aku ceritakan juga deh kepada anak2

    BalasHapus
  2. Terharu baca sirah nabawiyah itu 😘😊😫😫

    BalasHapus
  3. Betul sekali. Orangtua sangat berperan penting. Kadang miris juga liat para ortu muda yg kurang menaruh perhatian sama buah hatinya..

    BalasHapus
  4. sepakat, Anak lebih mudah belajar dari kisah dan teladan.
    Jadi ingat syair lagu yang biasa saya nyanyikan dengan anak-anak. Abdullah nama ayahnya, aminah ibundanya.

    BalasHapus
  5. wah baru denger kisah ini, berarti waktu itu mereka berdoanya masih kepada berhala2 di kabah itu yah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukaan... Mereka berdoa kepada Allah, pemilik ka'bah. Mereka kan sudah mengenal Allah dari ajaran Nabi Ibrahim as

      Hapus

Posting Komentar