Pengalaman Shalat Wajib ketika Safar

3 komentar
"Sungguh, shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (QS. An-Nisa:103)

Waaahh, udah ada dalil yang jelas nih, hayo jangan pura-pura ga tahu, nih saya ingetin, hhee. Inilah salah satu yang menjadi dasar pertimbangan saya sebelum membeli tiket untuk melakukan suatu perjalanan. Yups, kan damai, tentram, ga punya beban serasa enteng kalau jalan habis shalat itu, iya ga? Tapi kalau pada suatu kondisi ternyata jadwal perjalanan bersamaan dengan waktu shalat, gimana dong? Tenang. Allah Ta'ala tahu hamba-Nya, Dia beri keringanan agar mudah menjalankan kewajiban. Masya Allah, meleleh.

Jakarta - Semarang dengan keberangkatan pukul 23.00 WIB dari Stasiun Pasar Senen dan estimasi kedatangan pukul 06.15 WIB di Stasiun Semarang Poncol. Misal nih ya nunggu sampai Semarang, udah masuk waktu dhuha tuh, hhee, malu kali sama nikmat yang udah Allah kasih. Belum lagi kalau keretanya terlambat sampai tujuan, kayak kejadian sehari sebelumnya kereta dari Solo ke Jakarta molor tiga puluh menit masuk Stasiun Pasar Senen, hem heeem heeem. Hayoloh, keki ga tuh shalat subuh eh panas matahari udah nyengat.

Allah Maha Tahu pentingnya mendirikan shalat untuk hamba-Nya maka Dia beri kemudahan menjalankan dan keringanan-keringanan yang menyertainya.

Yah, namanya manusia, eh maaf maksudnya saya pribadi. Alarm gawai sudah berbunyi mengusik lelapnya berlayar di alam mimpi, mau tidur lagi kok ya terngiang-ngiang di telinga tuh dalil, mau pura-pura lupa toh malah gelisah sendiri. Belum, saya belum langsung bangun, masih merem melek nih mata,berulang kali lihat jendela kereta takut tetiba terang padahal belum bergerak sama sekali.

Setiap gerbong kereta dilengkapi dengan toilet yang itu berarti ketersediaan air Insya Allah mencukupi, nah tempat shalatnya di mana nih? Lirik kanan kiri kok ya penuh semua, ga ada tempat kosong yang bisa dipinjam untuk shalat dalam posisi duduk. Hhee, sekeliling saya pun tidak mendukung untuk shalat di tempat.

Galau lagi. Belum juga beranjak. Lirik jendela lagi, ga cukup satu jendela, jendela tetangga pun ikut dilirik hanya untuk memastikan hari belum terang. Heran deh, penumpang gerbong ini pada turun di Semarang semua?

Oke oke cukup sudah. Akhirnya Allah gerakkan kaki untuk melangkah mengambil air wudhu, ternyata toilet antri. Saya iseng tengok-tengok gerbong sebelah, hhee. Deg...

"Itu bisa dipakai untuk shalat, Pak?"

Si Bapak mengangguk. Cesss...

Pemandangan dua orang yang tengah menjalankan shalat subuh berjamaah beralaskan kardus membuatku haru, Allah mudahkan, Allah mudahkan. Saya bergegas kembali ke tempat duduk untuk mengambil mukena, padahal dengan jubah yang saya pakai sah jika menjalankan shalat namun menjaga diri terlebih di tempat umum adalah prioritas. Balik lagi ke toilet, masih antri, si Bapak mempersilahkan saya untuk menggunakan toilet terlebih dahulu, Ya Allah si Bapak baiknya, sehat selalu ya pak.Tahu aja saya tengah bergelut dengan mual mendadak akibat terlalu lama berdiri.

Saya shalat sendiri dengan gresek kardus di dekat situ ternyata ini bukan gerbong penumpang melainkan gerbong restorasi, alhamdulillah dekat dengan gerbong saya.

Baru juga berdiri, posisi shalat yang tidak searah dengan laju kereta dan goyangan yang terus terjadi menaikkan asam lambung saya, kepala mulai berdenyut, mulut terasa asam. Panik.

Tenang ... tenang ...  mencoba mensugesti diri sendiri, Allah mudahkan saya, mudahkan. Alhamdulillah dengan sedikit dipercepat shalat subuh selesai ditunaikan. Allah Maha Melihat usaha hamba-Nya bukan? Insya Allah.

Kembali lagi, shalat itu wajib, amalan yang pertama kali dihisab, segreget apa kita berusaha mendirikannya? Ingat, mendirikan bukan sekadar menjalankan. Ada rukun, syarat wajib dan syarat sahnya shalat yang harus diperhatikan. Oiya, kalau teman-teman hendak melakukan perjalanan menggunakan kereta mungkin ada baiknya mengetahui gerbong restorasi, hhii, yah tentu dengan niat mencari tempat untuk mendirikan shalat, abis shalat makan juga ga papa lah, boleh jangan lupa bayar yah.

Yuk bertualang, membuka mata dan pikiran tentang dunia, menjadikan setiap perjalanan tempat belajar dan mengingat-Nya. Kita manusia, milik Dia yang Menciptakan segala.


NB :
Maaf tidak didukung oleh foto, fotografernya juga sama kayak saya, mabuk darat, hhaa.
Tungguin cerita saya lagi yang lebih seru tentang jamak shalat yah, Insya Allah.
Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu/wajib yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”. [ QS. An Nisa’ (4) : 103]

Baca selengkapnya https://muslim.or.id/6258-waktu-waktu-shalat.html
Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu/wajib yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”. [ QS. An Nisa’ (4) : 103]

Baca selengkapnya https://muslim.or.id/6258-waktu-waktu-shalat.html
Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu/wajib yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”. [ QS. An Nisa’ (4) : 103]

Baca selengkapnya https://muslim.or.id/6258-waktu-waktu-shalat.html
Ciani Limaran
Haloo... selamat bertualang bersama memo-memo yang tersaji dari sudut pandang seorang muslimah.

Related Posts

3 komentar

Posting Komentar