Writer's Block adalah Penyakit Keren

2 komentar
Selamat!

Jika Anda membuka tulisan ini berarti Anda keren. Yap. Baiklah, langsung saja saya utarakan kenapa writer's block termasuk dalam jajaran penyakit keren.

Pertama, istilah apapun yang ditulis dalam bahasa inggris adalah keren karena levelnya sudah internasional. Setuju?

Kedua, writer's block hanya melanda para penulis. Nah, penulis itu keren kan? Oke, sepakat.

Tunggu dulu, lalu kenapa banyak penulis yang melebih-lebihkan writer's block ini? Ya karena itu penyakit keren, hhaa. Enggak bercanda, sebenarnya mau sekeren apa pun toh tetap penyakit, tak ada yang mau terjangkit. Gejalanya seperti ada tembok yang menghalangi keluarnya ide. Hayoloh, ngeri ga tuh? Penulis tanpa ide? Jangan dibayangin!

Tenang, nih saya kasih tips efektif untuk merubuhkan tembok penghalang tersebut, caranya mudah, pancing saja dengan satu kalimat.

Eittsss... santai, ga perlu ngeluarin sabit untuk mendebat. Udah praktekin aja dulu. Contoh nih ya nulis status di facebook. 

Aaarrrgggghhhh... sebel banget deh kena writer's block.

Tunggu beberapa saat, komentar-komentar dari temen diharap bisa memicu ide untuk menyusup lewat pori-pori dinding. Lebih bagus kalau ada yang berbaik hati memberi semangat bahkan tips, perlu dihargai tuh.

Terus kalau ga ada yang komentar gimana? Ya sudah, sedih pasti, hhaa.

Percaya deh, writer's block itu ga dateng sekali atau dua kali aja, bisa ribuan bahkan sesering niat kita untuk menulis muncul. Maka, satu-satunya cara ya nulis, pancing satu kalimat apa saja. Pokoknya Nulis.

Udah gitu aja. Kalau misal kamu lagi kena writer's block terus ga mau coba nulis satu kalimat pun, jangan berharap sembuh! Bye! (mode galak).

Ciani Limaran
Haloo... selamat bertualang bersama memo-memo yang tersaji dari sudut pandang seorang muslimah.

Related Posts

2 komentar

  1. Hahaha ... aku termasuk yg tidak mempercayai ttg sebutan writer's block, ide mandek, or apalah .. itu lbh tepatnya penggubahan dari kata males ngetik/nulis, ihikss... bener apa betoel hayoww..? :p

    *berdasarkankisahnyata*

    BalasHapus

Posting Komentar