"Ayo silahkan diminum tehnya," lembut suara Rina mempersilahkan tamunya.
Tak perlu disuruh dia kali, tangan kanan Tiara mengayun dan mengangkat cangkir kecil tersebut, menyeruputnya perlahan lalu mencecap seperti merasakan kandungan gula yang berpadu dengan sepatnya daun teh.
"Enak sekali teh ini, pandai sekali kau membuatnya."
Basa-basi dua kawan lama itu terhenti tiba-tiba saat dari ruangan dalam muncul sesosok pemuda yang tegap badannya, ukurannya dua kali lipat dari mereka. Tak ada pilihan lain keduanya menjerit meminta pertolongan.
"Danuuuuuu... jangan ganggu adik-adikmu bermain."
Suara ibu melengking meski tak tampak wujudnya, menjadi akhir dari jeritan yang berarti kemenangan. Danu, pemuda belasan tahun itu menghela napas panjang lalu bergumam pada tembok putih di sampingnya, aku kan juga ingin ikut bermain "peran".
Danu, apa peranmu jika ingin ikut bermain peran? 🙂🙂
BalasHapusjadi temannya juga mungkin ustad, hhii
Hapus