Gegara Lebah

2 komentar
Tidak sekalipun aku meminta untuk disengat lebah, serius, kalian sudah pernah di sengat lebah belum? bagaimana rasanya? yaahhh, baiklah, cukup sekali bagi yang sudah merasakannya bagi yang belum aku tidak akan memaksa jika kalian penasaran.

Menjelang siang akhirnya aku beranjak dari tempat duduk untuk menggerakkan otot, tak lama kembali lagi dan... tengggg..... merinding bulu kudukku kemudian seekor lebah menjauh dari tubuhku. Sejak kapan ada lebah di ruang kerjaku?

Teman satu meja menyadari perubahan ekspresi wajahku yang meringis tanpa bersuara.

"Eh, disengat lebah?"

Aku mengangguk sembari mengusap bagian yang menjadi sasaran empuk di suntik mahkluk terbang tersebut.

"Jangan digaruk, sana dilihat dulu."

Tidak gatal, tidak mungkin aku garuk tapi sensasi aneh segera menyebar ke seluruh bagian badan, tubuhku sepertinya bereaksi untuk benda asing yang baru saja memaksa masuk.

"Aku carikan bunga ya?"

Nihil, wilayah kerja kami tidak mungkin akan ditemukan bunga. Maka sebagai langkah awal bagian tersebut aku lumuri minyak kayu putih, lumayan, meski rasa senggring-senggring itu hingga ke ubun-ubun.

Semua berubah, temanku menjadi baik luar biasa, makan siangku disiapkan, bahkan sedotan dan hal-hal kecil laiinya dia yang mengambilkan. Padahal aku masih bisa untuk sekadar berjalan.

Ada yang terlupa, bahwa jika manusia saja mampu berubah baik dan perhatian saat aku terpuruk bagaimana dengan penciptaku? Ada ampunan juga pahala yang telah disiapkan setiap ujian yang datang menerpa. Indah bukan?

Jadi, silahkan kategorikan ini musibah atau berkah?


Ciani Limaran
Haloo... selamat bertualang bersama memo-memo yang tersaji dari sudut pandang seorang muslimah.

Related Posts

There is no other posts in this category.

2 komentar

Posting Komentar