Dia kembali, seseorang yang pernah hadir muncul lagi.
Tolong simpan pertanyaan apakah aku merindukannya sebab kalian tak akan kuberi tahu, secuil pun, kenapa? kembali pada realita bahwa kini ada hati yang harus aku jaga.
Saatnya menyiapkan benteng pertahanan yang lebih kokoh lagi, aku tidak mau terlalu percaya diri toh belum tentu dia hadir untuk mengabarkan bahwa sakit hati itu telah hilang, kan? Baiklah... aku mulai gugup. Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan jika dalam hening malam suaranya membelai lembut dari seberang? Oh baiklah, aku panik.
Tunggu, mungkin terlalu berlebihan. Biarkan saja dia menampakkan diri, memberitahu dunia akan hadirnya, mengapa aku harus bersikap seperti ini? Ya Tuhan, aku mulai tidak mampu untuk berpikir.
Seiring detik waktu bahkan aku menunggu sesuatu yang akan ia lakukan lebih tapi oh tidak bagaimana jika itu terjadi?
Sikapnya yang melambungkan jujur saja sangat aku nikmati, namun ada sesuatu yang tidak boleh dilanggar di sini, oh haruskah kembali aku hempaskan dirinya?
Sebentar, apa yang terjadi? berharapkah aku pada kehadiran dirinya?
Arrrrgggghhhhhh.... Baik, aku menyerah.
Jangan bilang kalau yang hadir adalah tukang siomay yang hilang beberapa abad silam.
BalasHapusbelum lahir sayanya -__-
HapusCup...cup mbak Ciani. Te usah galau. Let it be...hehe
BalasHapus