Jurus Baru Bujuk Rayu

2 komentar
Semakin mengenal dunia semakin kecil saja rasanya. Sudah setua ini namun tidak mengerti apa-apa, selalu melongo dan tertegun setiap menemukan hal baru, gumunan, orang jawa bilang.

Tak apa, tidak ada kata terlambat untuk memulai.

Sekarang, perlahan, aku mencoba memasuki dunia baru yang mengasyikkan, menyelipkan mereka di antara rutinitas monoton. Ada letupan kecil dalam dada yang sulit tergambarkan saat sejenak berpindah dunia, aaahhh... ini luar biasa. Ini pula yang membuat sebagian teman-teman melakukan berbagai cara untuk membujukku meninggalkan sejenak dunia baru ini.

Jelas mudah bagiku untuk menolak namun bukan mereka jika tak kurang akal.

"Naik gunung yuk, Ci?"

Aku tersenyum lebar, hasratku tidak sebesar dulu lagi menjejaki dunia atas awan.

"Bisa buat bahan tulisan."

Mereka menang, aku berangkat.

"Masuk grup ya, Ci?"

"Hhaa.. tidak menjamin aku akan aktif di sana."

"Nggak apa-apa, insyaAllah bermanfaat, lagian kan bisa buat nambah materi nulis."

Aku setuju, mereka mendapatkanku.

"Besok rapat berangkat yah, Ci?"

"Maaf Pak Ketua sepertinya telat."

"Hey mana boleh ini untuk reorganisasi komunitas kita."

"Iya deh diusahakan."

"Berangkat tepat waktu nanti aku bawakan buku belajar menulis artikel."

Mataku berbinar, Pak Ketua menyeringai.

Ahh, itulah mereka, orang-orang hebat yang mempelajari lawan sebelum berperang. Jurus mengenal dekat korban untuk melancarkan aksi bujuk rayu.


Ciani Limaran
Haloo... selamat bertualang bersama memo-memo yang tersaji dari sudut pandang seorang muslimah.

Related Posts

2 komentar

  1. Balasan
    1. hhiii... enggak bund, bukan komunitas, cuma sering main ke gunung aja.

      Hapus

Posting Komentar