Pacar Baru

6 komentar
08:04

Fiuhh... terlambat. Aku sudah berangkat tiga puluh menit lebih awal tapi ada sedikit masalah di minimarket dimana aku harus melakukan transaksi ATM terlebih dahulu, antri, lalu truk truk pengangkut pasir berjalan seperti keong, tak apa-apa sebenarnya itu aman tapi maaf setengah dari badan jalan terpakai, hhee.

Saat aku tengah memasukkan tas ke dalam loker, Tya menghampiri, "Ciee.. pacar baru."

Aku hanya tersenyum, dasar.

Mendengar hal yang tak biasa di pagi hari teman-teman langsung melongokkan kepalanya, tertuju padaku.

"Mana-mana?"

"Memang tadi dianter, Ci?"

"Hhaa sabar dong kalian."

"Lihat mana."

Terpaksa aku duduk dulu untuk menuntaskan rasa penasaran mereka, tersenyum dan menunjukkan hal yang mereka inginkan.

"Cakep nggak?"

Gita mengerutkan dahi seolah sedang berpikir, Lesli manggut-manggut masih memperhatikan, Tya senyum-senyum nggak jelas.

"Hei, gimana?"

"Cocok.. cocok kok sama kamu."

"Eh beneran?"

"Iya, serasi."

Aku melenggang penuh dengan senyuman, rasanya hari ini akan aku lalui dengan percaya diri, hhii, pacar baru... bahagianya terlebih teman-teman mendukung.

Di lantai dua saat aku tengah sibuk memandang angka, Tya datang dengan berkas di tangan, menghampiri senior untuk meminta persetujuan.

"Ciee... yang punya pacar baru semangat banget kerjanya."

Tak begitu kuindahkan, hanya sebaris senyum tipis menjadi respon akan sapaannya.

"Pacar baru?" tanya senior dengan mata sibuk mencerna isi berkas.

"Tuh mbak, si Cili."

"Hhaa, dasar kurang kerjaan, gitu aja pake disebarin ke semua orang," jawabku.

Di kantor ini sedikit informasi sangat penting disebar agar semua tahu info terbaru, dan Tya adalah seseorang yang bertanggung jawab atas itu.

Senior memandangku, ia lebih waspada akan nasibku ke depan. Setiap informasi menjadi gerbang terbukanya kemungkinan Galau Syndrome dimana sangat berbahaya dan mempengaruhi kinerja kami.

"Kasih tahu lah Ci," desak Tya.

Baiklah sebelum senior berfikir aku sedang jatuh cinta.

Kelima jari kiriku menggantung ke udara, menggeliat seperti cacing di tanah dan pertunjukan ini ditutup dengan senyum manis bahwa aku baik-baik saja dan senior kena perangkap Tya yang pandai merangkai kata.

Aku melihat ekspresinya yang ingin memindahkan broadmarker dari tempatnya di  ujung whiteboard ke kepala masing-masing dari kami. Pacarku berwarna merah bata dan menempel indah pada kuku-kuku, ada lima jumlahnya.

Hhii...


_____

*Di Indonesia, Henna lebih dikenal dengan innai atau paci atau pacar yaitu bahan pewarna alami dari daun tanaman pacar.

 
Ciani Limaran
Haloo... selamat bertualang bersama memo-memo yang tersaji dari sudut pandang seorang muslimah.

Related Posts

6 komentar

Posting Komentar