Sudahlah, segala perdebatan tak akan menemui ujungnya jika pada
akhirnya kami akan diangkut dalam mobil bersama-sama, memperlebar
jarak dengan rumah ternyaman dengan segala cerita di dalamnya dan
entah berhenti dimana.
Memang inilah hidup, yang lama akan digantikan yang baru, yang tua
harus mau mempercayakan pada yang muda, kami yang dianggap sudah tak
mampu dipertahankan harus dikeluarkan segera sebelum Tuan lebih
banyak menanggung biaya hidup kami.
Teringat jelas saat diangkut dengan sebuah mobil pula aku dan ribuan
teman diantar ke rumah ini, kami begitu disayangi, diperlakukan
istimewa. Bagaimana tidak jika diantara kami menggigil mereka akan
segera menyalakan pemanas ruangan, ketika terik mentari membuat kami
berpeluh hujan buatan hadir menyegarkan.
Ahh ya, saat aku masih doyan sekali tidur sepanjang hari mereka rela
terjaga tengah malam untuk membangunkanku juga lainnya yang terlelap
untuk makan. Membantu siapa saja yang kesulitan mencari air minum
atau jatah makanannya habis.
Mengelus lembut kami saat mengontrol berat badan setiap minggunya,
mengelompokkan kami guna memberi perlakuan yang berbeda. Iya berbeda,
tapi kami tidak pernah iri. Teman-teman kami yang kurang beruntung
akan disendirikan, diberikan perhatian lebih banyak juga vitamin dan
obat-obatan penunjang. Senang sekali rasanya dihujani kasih sayang
yang berlimpah.
Secara berkala masing-masing dari kami diberikan sesuatu agar dapat
hidup sehat lebih lama, jarum suntik itu akan menembus lapisan kulit,
memasukkan cairan kedalam aliran darah yang segera menyebar keseluruh
tubuh. Biasanya tiga hari setelah perlakuan itu kami akan diberi
vitamin untuk mengembalikan kesegaran dan setelahnya hidup berjalan
dengan normal.
Kebahagiaan pindah rumah terjadi lima minggu kemudian, jika biasanya
kami harus satu ruang dengan belasan teman kali ini satu kamar hanya
dihuni oleh tiga sampai empat saja. Lega sekali mengingat ukuran
tubuh yang semakin membesar. Delapan minggu kemudian aku kembali
bahagia saat memiliki kamar pribadi. Bisa melakukan apa saja sesuka
hati tanpa sungkan pada teman satu kamar.
Mengenang hal tersebut seolah kegembiraan ini tak ingin berakhir,
tapi burung-burung yang sering bercerita di atas tembok membawa kabar
baik. Nantinya kami akan dapat membalas segala jasa orang-orang yang
telah berbaik hati merawat kami dengan bentuk lain. Kami adalah
makhluk yang selalu dinanti oleh sebagian besar orang diluar sana.
Saat di rumah ini, telurku diminati semua kalangan dan jika aku
keluar maka akan lebih banyak lagi yang bersedia untuk segera
memilikiku. Membawaku ke rumah mereka dan melengkapi hari dengan
menyenangkan. Membayangkannya sama istimewanya seperti dulu kala,
bahagia menyusup membuyarkan segala keraguan yang sempat menyesakkan
dada.
Kebahagiaan seperti apa? Ahh, tak sabar aku menunggu. Dan di ujung
lorong orang-orang baik itu membawa glodok yang nantinya akan
mengangkut tubuhku.
Aku siap, menjalankan peran sebagai makhluk yang diciptakan Tuhan
untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia. Sorak sorai menyambut akhir kebersamaanku dengan segala kenangan di rumah ini.
Ptoookkkk.... tok... tokk... petookkk...
Ahlinya ayam memang beda yaa.. Hehehehe.. Piiiis de ci
BalasHapus