Masih tentang “Teachers Diary”

3 komentar

Sudah cukup meratapi nasib, tak apalah nonton film serasa nonton sinetron bersambung. Bukankah sudah biasa di negeri tercinta suguhan sinetron yang entah kapan akan berakhir, hhaa. Kena karma mungkin saya sebab selalu sewot jika hal-hal semacam itu terus berulang. Aih, mana penontonnya juga nggak bosen-bosennya lihat, duh jika rating tetap di atas maka sudah pasti semakin tak berujung sinetron tersebut. Sudahlah.

Meskipun belum selesai menikmati film ini tapi ada hal menarik yang bisa saya pelajari. Apa itu?

Menulis. Membuat catatan.

Sederhana, meski awalnya guru Ann hanya ingin mencurahkan isi hati namun siapa sangka catatan hariannya mampu membantu guru Song untuk memulai pengabdiannya menjadi guru bagi sekolah rumah kapal.

Catatan tersebut yang memberitahunya tentang murid-murid yang harus dikabari jika ada guru di sekolah tersebut karena rumah mereka terletak saling berjauhan, bahkan mereka harus menginap di sekolah rumah kapal dan kembali ke rumah saat sabtu dan minggu. Juga berbagai hal baru yang kepala sekolah pun tidak tahu.

Dari situlah inspirasi muncul. Sepertinya saya harus menerapkan hal serupa. Saya bukan guru, tidak juga berada di alam liar. Namun banyak hal yang saya ketahui yang sudah sepatutnya diikat dengan sebuah catatan agar berguna.

Jika suatu saat ada hal yang membuat saya tidak bisa hadir di tempat kerja, maka catatan ini akan menjadi sebuah penghubung dari setiap masalah yang muncul.

Saya yakin meski semua ilmu yang saya dapat adalah turunan dari pak bos, tapi beliau tidak akan mengingat setiap detail yang pernah beliau utarakan terlebih sulit rasanya mengulang hal sepele namun ternyata sebuah kunci rahasia kepada satu persatu karyawannya.

Dulu saya dapat beragam ilmu karena sering menghadapi masalah dan bertanya, rasanya ngga lucu kalau dikemudian hari dengan masalah yang sama teman seperjuangan bingung mengatasinya. Terus gunanya saya tanya dulu itu apa?

Ambil buku catatan baru, mulai menulis. Abaikan setiap aturan menulis, tulis apa pun yang diingat. Tunggu, saya tidak akan menulis seperti diary loh, malu dong kalau misal entah kapan pak bos baca eh saya ketahuan sedang curhat kalau lagi malas kerja dan hanya main sosmed, duh.

Catatan ini juga sebagai ungkapan terima kasih atas segala kebaikan yag telah pak bos berikan. Jika suatu saat saya sudah tidak bisa beriringan untuk memelihara ayam maka setidaknya apa yang saya tulis mengingatkan beliau akan beberapa hal yang mungkin tidak terpikirkan.

Menulis, ahh memang kegiatan ini sangat berguna. Sebagai media perpanjangan pikiran dari seseorang. Jangan berhenti menulis, percayalah tulisan adalah bukti otentik dari setiap ilmu. Yuk tulis yang bermanfaat, oh ya jangan lupa bubuhkan nama biar terkenal, ups.


Ciani Limaran
Haloo... selamat bertualang bersama memo-memo yang tersaji dari sudut pandang seorang muslimah.

Related Posts

3 komentar

Posting Komentar