Janji Si Wajah Tampan

3 komentar
Beginilah rasanya jadi cowok ganteng, dipuja wanita, didamba setiap kaum hawa. Ahh, sungguh aku menikmati wajah tampanku.

Oh ya, satu lagi. Kau bisa dapatkan apa pun dengan wajah tampanmu, seperti malam ini.

Nadia, wanita biasa yang kata teman-temanku menarik, namun tak mudah untuk didekati. Tapi itu tidak berlaku untukku, percaya saja tak ada wanita yang mampu menolak pesonaku, termasuk Nadia.

Terbukti, aku memenangkan taruhan teman-teman untuk mengajaknya pergi nonton bioskop. Hanya dua hari kawan, itupun disebabkan hari pertama aku pergi dengan Keyla. Hah, adik kelas yang baik hati. Membayari tiket untuk menemani menikmati konser penyanyi favoritnya di hotel berbintang.

Satu kali ajakan, Nadia mengiyakan. Mudah sekali.

Nadia tidak mau dijemput di rumahnya, baguslah itu menguntungkanku karena jalur kami berlawanan.

Rencananya pukul 4 sore kami akan menonton  film "fanfiction" di salah satu mall kenamaan. Dan aku ketiduran hingga 30 menit lamanya dari waktu perjanjian.

Aku coba kirim pesan, berjanji secepatnya tiba disana.

Nadia menyetujui. Ahhh sudah kubilang mudah jika kau memiliki wajah sepertiku.

Akhir pekan, jalanan macet dan aku memang tidak berniat untuk mencari jalur alternatif. Di sela-sela kendaraan yang tak bergerak, kembali aku menghubungi Nadia.

Tak masalah, ia mengatakan akan menunggu sembari melakukan ibadah magrib karena waktu salat sudah tiba.

Santai saja aku mengendarai kuda besiku, meski titik kemacetan telah terlewati namun tak berniat sedikitpun untuk menambah laju kendaraan. Nadia akan menunggu, sampai aku tiba, jam berapa pun itu.

Langit sudah berubah warna saat aku bertemu dengan Nadia. Ia tersenyum menyambutku di dalam bioskop.

"Sudah beli tiketnya?," kataku tak ingin basa basi

"Sudah"

"Jadi studio brapa?"

"Studio 3"

"Baiklah, yuk masuk," terbayang rasa malas akan menghabiskan 95 menit duduk bersampingan dengannya.

"Itu tiket untuk jam 4:15 sore"

"Ya sudah, kita beli lagi," aku bersiap untuk melangkah ketika tangan Nadia menghalangi.

"Kak Miko yang tampan nan mempesona, dengarkan aku. Aku sudah membeli dua tiket untuk jam 4:15 sore, dan saat kau mengirim pesan akan terlambat, kembali aku membeli tiket penayangan selanjutnya. Saat itu kau belum juga datang."

Aku ingin menyela, namun telunjuk Nadia memberikan isyarat untuk diam.

"Lepas magrib, aku membeli tiket lagi pukul 7:20 malam. Sayang sekali kau hadir pukul 7:28. Memang bisa kita masuk sekarang, tapi aku menolak."

Ada sesuatu dalam diriku yang bergetar.

" Menepati janji itu harus, tapi pikirkanlah dulu sebelum membuat janji, mampukah kau menepatinya?"

"Aku menunggumu disini, bukan sia-sia. Mengiyakan ajakanmu pun untuk membuatmu menang taruhan. Ya kak, aku tahu itu."

Nadia mengucapkannya dengan anggun, senyum tipis menghiasi wajah sederhananya.

"Aku cuma penasaran, sebegitu rendahnya pemikiranmu tentang arti penantian? Tentang waktu seseorang? Ahh ya, kau bisa mendapatkan segalanya, bukan begitu?"

"Oh ya, kau ditunggu kasir untuk membayar semua tiket nontonku"

"Hah, maksudmu?," pernyataan Nadia mengejutkanku

"Maaf, aku memang membeli masing-masing dua tiket dengan tiga kali pertunjukan juga judul film yang berbeda. Aku sudah nonton keduanya bersama seseorang. Sekarang sepertinya aku terlambat untuk pertunjukan yang ketiga."

"Jangan kabur, security sudah mengawasimu. Oh ya, penjual tiket itu temanku namanya Nia, kau bisa membayar semuanya disana."

"Daahhh Kak, terima kasih untuk traktirannya."

Aku masih melongo saat Nadia menghilang masuk studio. Kejadian tiba-tiba ini membuatku tak bisa berpikir, perkataannya membuat otakku membeku, mulutku terkatup sempurna.

Bagai kerbau yang dicocok hidungnya, aku menghampiri penjual tiket yang tersenyum mencemooh ke arahku. Ia mengangsurkan lembaran kembalian sambil berujar lirih, "Sebut saja ini karma."

Layaknya orang yang kehilangan kewarasan secara tiba-tiba, gontai aku melewati petugas keamanan yang dari raut wajahnya terlihat jelas ia mencibirku.

Uang taruhan tak sepadan dengan harga tiket. Tapi aku tak bisa apa-apa.

----++++-----
Ciani Limaran
Haloo... selamat bertualang bersama memo-memo yang tersaji dari sudut pandang seorang muslimah.

Related Posts

There is no other posts in this category.

3 komentar

Posting Komentar