“Assalamu’alaikum, Bunda”
Bunda terkejut sesaat
sebelum akhirnya menyadari Iban yang berlari memeluknya, mencium kedua pipinya
dengan tergesa. Seragam putih merahnya bersih tidak seperti biasanya yang penuh
keringat. Harum pewangi serta pelembut pakaian yang tadi pagi disemprotkan juga
masih tersisa, biasanya aroma asam dari tubuh anak bungsunya ini yang
mendominasi.
“Bunda, Ayah sudah pulang?”
Senyum menghiasi wajah
Bunda, ini baru tiga jam sejak ia mengantar anak-anak ke sekolah.
“Belum nak, biasanya Ayah
kan pulang sore sayang”
“Kalau begitu kita telpon
Ayah sekarang ya, Bun?”
“Boleh, tapi Iban harus
ganti baju dulu dan meletakkan tas juga sepatu di tempat yang seharusnya.”
“Tapi setelah itu kita
telpon Ayah ya, Bun?”
Bunda mengangguk. Ia sendiri
penasaran dengan apa yang ingin disampaikan Iban kepada Ayahnya. Segera ia
membereskan peralatan jahit yang harus ditunda kembali karena Iban sudah pulang
sekolah. Belum juga ia selesai, Iban telah kembali dengan baju rumah.
“Ayo Bunda....”
“Iya sayang, sebentar Bunda
rapikan meja dulu”
Tak berapa lama Bunda telah
mengenggam telepon selular yang berada diantara ia dan iban. Raut wajah Iban
nampak tak sabar saat sambungan telepon tidak segera diangkat oleh Ayah.
Tut.. tut... tut...
“Bunda coba lagi dong.”
Bunda mengangguk dan menekan
kembali tombol panggilan keluar. Tersambung namun kembali operator memberitakan
bahwa pemilik nomer yang dituju sedang berada di luar area.
“Bunda, coba sekali lagi.”
Gelengan lemah dari bunda
membuat Iban menekuk kepalanya, semua semangat yang ia tunjukkan lenyap
seketika.
“Mungkin Ayah sedang
dijalan, Nak. Jadi tidak bisa angkat telpon.”
Penjelasan Bunda tak
ditanggapi.
“Iban mau cerita tentang
pelajaran sekolah hari ini?”, nada ceria Bunda tak mampu menggerakkan Iban dari
posisinya.
“Oh iya, bunda tadi buat kue
boneka kesukaan Iban hlo. Kita makan yuk?”
Iban menggeleng, “Bunda,
Iban mau tidur biar nanti kalau Ayah pulang Iban bisa langsung bicara sama
ayah.”
Bunda mengantar Iban ke
kamar, Iban memejamkan mata dan wajah imutnya nampak semakin lucu saat
terlelap.
**
Semilir angin siang membuat
mata Bunda sedikit berat untuk terjaga, ia duduk di teras dengan jahitan baju
dipangkuannya. Sebentar lagi Kak Nala pulang sekolah. Benar saja, Kak Nala
muncul dengan wajah sumringahnya.
“Assalamu’alaikum, Bunda”
“Wa’alaikumussalam sayang. Menyenangkan
belajar hari ini?”
“Sangat menyenangkan Bunda,
tadi temen Kak Nala yang rambutnya kribo itu lupa membawa buku PR matematikanya
dan dia dihukum.”
“Apa hukumannya, Kak?”
“Dia diminta pak guru untuk
memilih lima soal dari sepuluh pekerjaan rumah untuk kemudian dikerjakan di
papan tulis.”
“Wah, kalau benar dia sudah
mengerjakan pasti mudah ya Kak.”
“Sayangnya dia membuat kami
tertawa karena tak ada satupun soal yang mampu diuraikannya. Teman-teman saling
mengatakan bahwa sebenarnya dia belum mengerjakan tugasnya dan beralasan
tertinggal.”
“Lalu apa yang sebenarnya
terjadi?”
“Akhirnya dia mengakui kalau
memang ia lupa kalau ada tugas matematika jadi dia belum mengerjakannya.”
“Itulah kenapa pekerjaan
rumah sebaiknya tidak ditunda untuk segera diselesaikan, iya kan Kak?”
“Iya Bunda. Oh iya, adik
dimana Bun? Biasanya ikut menyambut kepulanganku?”
“Iban tidur, dia kecewa
karena Ayah tidak mengangkat telpon kami tadi siang.”
“Tadi ada yang aneh Bun
dengan Iban di sekolah.”
Bunda siap memperhatikan
informasi dari Kak Nala.
“Tidak biasanya Iban
menyendiri saat teman-temannya bermain sepak bola saat istirahat.”
Pahamlah ia kenapa wangi
harum masih melekat pada seragam Iban. Dan yang terpenting ia juga tahu apa
yang sebenarnya ingin Iban sampaikan kepada Ayahnya. Tidur siang yang nyenyak
sayang, nanti sore Bunda akan berikan kejutan untukmu.
Bersambung...
Aku kok kasihan dg Iban ya
BalasHapusTenang mas heru... Bunda akan ngasih kejutan biar Iban ga murung lagi ;)
HapusAyahnya kemana sih. Ngilang mulu
BalasHapusCari nafkah atuh Aa..
Hapusapa ya kejutannya
BalasHapusimajinasiku melayang..jangan jangan ayah iban sudah nggak ada
BalasHapusimajinasiku melayang..jangan jangan ayah iban sudah nggak ada
BalasHapusIban pingin ngomong apa sich......
BalasHapusKoq semangat banget ..... ampek mutung gituch.....
Iban pingin ngomong apa sich......
BalasHapusKoq semangat banget ..... ampek mutung gituch.....