Permintaan Iban - Keping 1

5 komentar

Seperti biasanya Kak Nala membantu Bunda mengolesi roti tawar dengan selai. Ada selai coklat, nanas dan blueberry. Bunda selalu menjadi orang pertama yang dibuatkan roti tawar, selai coklat merupakan kesukaan bunda. Kak Nala selalu riang saat bunda memberikan pelukan sayang tanda terima kasih.
Kak Nala hari ini adik ga mau roti.”
Kak Nala menghentikan tangannya yang siap menaburkan mesis warna-warni di atas roti milik Iban, adiknya.
Bunda mendekati meja makan dengan membawa dua gelas susu, duduk disamping Iban.
Adik kenapa ga mau roti? Makan nasi pakai telor dadar ya?”
Iban menggeleng, “Bunda, Iban mau ketemu ayah”
Ayah kan lagi kerja dik,” Kak Nala memberikan roti yang akhirnya ia selesaikan.
Bunda mengangguk, setuju dengan jawaban Kak Nala.
Iban memandang serius ke arah bunda, “Bunda, tolong telpon ayah sekarang dong. Suruh pulang cepet gitu.”
Senyum bunda selalu menentramkan, memberikan harapan untuk setiap keinginan.
Iban ada perlu sama Ayah?”
Mendengar respon bunda Iban tersenyum bersemangat, “Iya Bunda, Iban mau minta tolong sama ayah.”
Minta tolong apa?”
Kak Nala dan Bunda menanti jawaban Iban, namun yang ditunggu hanya terdiam dan menggeleng lemah.
Bisa minta tolong sama Kak Nala hlo dik”
Minta tolong ke Bunda juga bisa sayang”
Enggak bisa. Harus minta tolong ke ayah.”
Bunda memandang ke arah Kak Nala yang dibalas dengan mengangkat bahu.
Jemari lembut Bunda merapikan poni Iban yang menutupi dahi.
Sayang, sekarang kita sarapan dulu ya. Habis ini Bunda antar ke sekolah bareng Kak Nala juga.”
Tapi Bunda, Iban mau ngomong sama ayah.”
Boleh sayang, nanti pulang sekolah kita telpon ayah.”
Iban gembira mendengar jawaban Bunda, ia melahap roti mesis buatan Kak Nala.
Setelah sarapan Bunda mengantar Kak Nala dan Iban menuju Sekolah Dasar yang berjarak sekitar sepuluh menit berjalan kaki. Iban berlalu setelah mencium kedua pipi Bunda. Kak Nala juga melakukan hal yang sama, namun Bunda berbisik sebelum ia pergi.
Kak, Bunda minta tolong perhatikan adikmu di sekolah ya.”
Iban masih berada di kelas satu, sedang Kak Nala sudah duduk di bangku kelas empat. Mereka berada salam satu sekolah yang sama.
Baik Bunda.”
Kak Nala melambaikan tangan ke arah Bunda sebelum bergabung dengan teman-teman sekelasnya.
Bunda berbalik arah, melangkah pelan meninggalkan sekolah. Permintaan tolong semacam apa yang ia dan Kak Nala tidak bisa lakukan untuk Iban? Kenapa harus minta tolong sama ayah?


Bersambung....
Ciani Limaran
Haloo... selamat bertualang bersama memo-memo yang tersaji dari sudut pandang seorang muslimah.

Related Posts

There is no other posts in this category.

5 komentar

  1. Bagus mbak.. rapih banget alurnya. Kalimatnya sederhana sesuai dengan tios suhu cerita anak mbak lisa. Hihihi. Ditunggu kelanjutannya.

    BalasHapus
  2. rapi kok, de...tinggal eyd pada kalimat langsungnya. tanda baca maksdku...lanjuuut de...

    BalasHapus
  3. rapi kok, de...tinggal eyd pada kalimat langsungnya. tanda baca maksdku...lanjuuut de...

    BalasHapus
  4. Kira2 apa yah yg mau disampaikan iban.

    BalasHapus
  5. Mau minta adek baru mungkin..hehehe

    BalasHapus

Posting Komentar