Gadis Sendu episode tujuh

8 komentar
Silahkan tengok cerita sebelumnya di sini


Hari yang selalu kutunggu dengan semangat membara, kehadiran Bu Hermin laksana sinar mentari yang menyusup diantara lebat pohon hutan belantara, menghangatkan. Aku suka apa pun yang beliau perintahkan, menulis, bercerita, membuat puisi, menyusun naskah drama dan banyak lainnya. Itulah kenapa aku menyelesaikan tugas menulis ulang berita hanya dalam tiga puluh menit dari delapan puluh menit yang disediakan.
Mataku berkeliaran ke luar kelas, mencari udara segar dari tumbuhan hijau yang rindang hingga tubuh tegap Kak Frans memicu senyum semangatku seketika, otak merespon gejolak jiwa dengan memerintahkan kaki melangkah ke meja Bu Hermin untuk mengumpulkan tugas yang telah kuselesaikan, “Bu, saya ijin ke belakang.”
Bu Hermin mengangguk.
Ekor mataku menangkap Kira yang kalang kabut melihatku terbebas dari ruangan kubus ini, sedikit berlari agar aku tak terbahak melihat tampang melasnya.
Kak Frans berjalan seorang diri dengan gulungan kertas pada genggaman tangan kirinya. Aku berjalan mengikuti irama langkahnya namun tetap menjaga jarak aman hingga ia berhenti tiba-tiba dan menoleh ke arahku.
Kamu, sini bantu aku menempel pengumuman ini.”
Detik-detik keberuntungan untuk bisa berdekatan dengannya, hal yang akan kupamerkan pada Cindy, Aurora, Delima dan teman-teman perempuan di kelasku lainnya.
Tiba-tiba pergelangan tangan kiriku dicengkram kuat, hembusan nafasnya terdengar jelas saat ia berbisik, “Kenapa kau menguntitku?”
Hebat.. ia mengerti benar jika sedang terancam, “Kakak, berbaik hatilah.” Aku menarik diri beberapa langkah, kuusap pergelengan tangan kiriku yang terasa nyeri. Langkahku menjauh dan sebelum terlalu jauh senyum kemenangan tak lupa terlempar untuk Kak Frans yang masih penuh selidik mengamati tingkah polahku.
Beberapa lembar pengumuman ini akan menjadi alasanku pada Bu Hermin karena cukup lama menghabiskan waktu di toilet. Tentang Kira? Hhaa, dia kan memang selalu curiga padaku.

Bersambung....

Ciani Limaran
Haloo... selamat bertualang bersama memo-memo yang tersaji dari sudut pandang seorang muslimah.

Related Posts

There is no other posts in this category.

8 komentar

  1. Wah... sejak kapan jadi penguntit? Pindah profesi? Hahaha

    BalasHapus
  2. JD penasaran seperti APA sosok Frans itu

    BalasHapus
  3. Aku justru penasaran dg nama Aurora.
    Nama yg mengingatkanku pd seseorang 😊

    BalasHapus
  4. Frans oh frans. Penasaran sekali

    BalasHapus
  5. wah kalau ke belakangnya sama frans bisa seharian gak masuk kelas lagi hihihi

    BalasHapus

Posting Komentar