Satu
lagi dari kaum mu muncul...
Ya
Rabb, kenapa susah sekali menjaga hati. Bukankah baru kemarin ku
ikrarkan bahwa aku tak ingin menyakiti orang lain? Banyak hal yang
kukorbankan kelak atas keputusanku ini. Karena apa ? Yaa... kalian
memiliki hati yang tak boleh begitu saja dipatahkan. Aku menghargai
itu, karena sejujurnya aku takut kelak menelan karma atas sikap-sikap
manisku yang sepertinya tidak pada tempatnya.
Bukan
maksud hati sebenarnya. Tapi, siapa yang tahu apa yang ada dalam
setiap nurani manusia. Aku kalah, tidak... tepatnya aku menyerah....
yaa... aku menyerah.
Kubiarkan
sendiri menjadi pilihan, tak ku ijinkan seorangpun untuk coba-coba
mengetuknya. Kalian harus percaya, aku mampu menerka dengan pasti
awal perkenalan kita hingga waktu dimana aku mundur untuk menolak
perhatian berlebihan yang belum siap untuk kudapati. Teman-temanku
pada akirnya akan tertawa sinis, mencemooh ku, menghakimiku dengan
tuduhan keji mempermainkan hati lelaki.
Kalian
yang dengan lantang begitu menyanjungku, hingga tetes darah
penghabisan memperjuangkanku ternyata adalah salah satu alasan
kawan-kawanku mencibirku.
Dengar...
ku mohon... kasihanilah aku...
Hanya
ada dua pilihan kini, ku pamerkan setiap pesona diri dan menutup mata
untuk segala akibatnya atau menjaga diri meski dalam sunyi.
Hmmmm, kenapa nih, de?
BalasHapusHmmmmm
BalasHapus