Tentang lamaran mu..

10 komentar

Ecieee... Ga usah langsung baper gitu kali baca judulnya. Maaf ya sepertinya isi ceritaku akan membuat hati pembaca berserak kecewa, bukan salahku sih kalian aja yang salah arti, he hee maaf.

Aku mencintai pekerjaanku, oleh karena jam-jam produktif ku yang tersita olehnya jadi sudah seharusnya kumaksimalkan dalam menjalankannya. Harapan-harapan besar perusahaan akan hadirnya diriku begitu besar, terutama tentang peningkatan grafik produksi, manajemen karyawan yang notabene tak banyak mengenyam pendidikan, hingga pengenalan tentang keberhasilan perusahaan sesuai standard dunia (ga selebay yg ketiga sih).

Semua berubah saat tanggung jawab akan bergabungnya member baru bertumpu padaku, Ya Tuhan.. Jiwa ku masih labil, standard penerimaan anggota masih berubah-ubah sesuai kondisi hati, bisa jadi kami kehilangan potensi yang luar biasa jika dihari itu suasana hatiku sedang galau.

Tidak seperti pak boss yang mantap dengan tiga kriteria nya :
1. Niat kerja
2. Jujur
3. Bertanggung jawab

Sepertinya semua dasar yang kami butuhkan sudah tersirat dalam kriteria di atas, maka kucoba menerapkannya. Nihil.. Beberapa kali percobaanku kebobolan, ujung-ujungnya aku juga yang kecewa karena mereka tidak setia memegang janji suci diantara kami, kalau pak boss mah tinggal nyuruh cari lagi.

Hari ini bekerja dengan giat, besok menghilang tanpa kabar. Pagi hadir dengan suka cita, istirahat makan siang keluar dan tak kembali. Dua hari jadi anak manis, hari ketiga pamit dengan meringis. Semangat menggebu dengan peralatan pribadi yang ikut serta diboyong akirnya tak berbekas bersamaan dengan pemiliknya, terbang bagai debu (entah tahu arah jalan pulang atau tidak....)

Apa nya yang salah yaa ??

Jika karena job description nya itu urusan kalian... Tapi jika karena aku yang tak paham membaca gelagat dan bahasa tubuh calon partner kerjaku, baru itu masalah perusahaan, ha haaa (pokoknya aku tidak mau disalahkan)

Memang sepertinya lebih baik menjadi diri sendiri, biarlah pak boss memegang teguh keyakinannya begitupun dengan ku.

Mereka, kandidat orang-orang luar biasa yang akan menghabiskan waktu berharganya bersamaku tak boleh sembarangan. Tak akan ku investasikan tenagaku hanya untuk berbagi ilmu dengan orang-orang yang tidak mencintai pekerjaannya, orang-orang yang tak peduli dengan tanggung jawab yang dipikulnya.

Daaannn... Masih sampai saat ini, ku biarkan hatiku yang memilih mereka untuk duduk bersamaku, berdiskusi tentang kelangsungan hidup ayam serta kesejahteraan para pekerja sebagai ujung tombak perusahaan pak boss.

Jadi, cukup rebut hatiku untuk memastikan bahwa lamaran kerjamu layak masuk dalam laci arsip perusahaan kami.

#OneDayOnePost
Ciani Limaran
Haloo... selamat bertualang bersama memo-memo yang tersaji dari sudut pandang seorang muslimah.

Related Posts

There is no other posts in this category.

10 komentar

Posting Komentar