Sapi, tersenyumlah..

2 komentar
Siapa yang belum pernah piknik ?? Mungkin sebagian besar udah yaa..

Dulu, waktu SD bareng-bareng sama temen-temen dan ibu guru (waktu itu pokoknya pak guru ga ikut) naik kereta kelinci ke pemancingan, makan lele goreng+lalapan minumnya es teh. Terus nyemplung di kolam renang bergaya sok ahli masih sewa pelampung padahal tinggi air cuma sebatas dengkul.

Naik level ke luar kota waktu SMP, pake bus pariwisata gede ada AC nya tapi ga ada selimutnya. Dua malem tidur duduk di dalem bus, giliran baru bisa tidur disuruh turun mandi di kamar mandi umum yang jendelanya besar di atas tanpa penghalang. Waktu itu mikirnya mending di intip temen sendiri dari pada disapa makhluk yang tiba-tiba nongol dengan melayang-layang. Sudahlah, toh harusnya kenangan itu tenggelam bersama cerita lapindo yang tak berujung.

SMA nya kemana coba ??

Sayang nya itulah waktu dimana diskriminasi nyata di depan mata. Siswa-siswi yang tidak berkesempatan menyambangi kuta beach akan diberangkatkanke jogja, namun sampai bapak ibu guru kami bolak-balik lima kali lihat lumba-lumba di pantai lovina rencana itu masih jadi wacana.

Ahh... Sudahlah, dunia tak sebatas gerbang sekolah saja. Kebebasan dari seragam putih abu-abu menciptakan pilihan hidup yang beragam dan saya memilih untuk melihat sendiri pesona indonesia.

Daannn... Sampailah saya disini, di depan patung sapi raksasa "ndekem". Meski tak begitu paham tentang seni dan arsitektur, hal pertama yang terlintas adalah betapa petinggi kota ini begitu memperhatikan letak tata kota dengan menghadirkan icon kota ditengah pusat pemerintahan. Di luar jam kerja tempat ini disulap menjadi objek wisata murah meriah yang banyak dikunjungi.

Ohhh... Sapi... Kau begitu menarik hatii...

Gerimis menjebakku dalam lamunan yang berkaitan dengan hujan, namun bukan hal-hal berbau syahdu apalagi merasuk kalbu tetapi bayangan akan terhapusnya jejak-jejak kaki pelaku setelah menghabisi korbannya. Sial.. Itu bisa melenyapkan alibi dan kemungkinan barang bukti dimusnahkan sangat besar.

Payaahhh... Aku menggelengkan kepala mengusir pikiran-pikiran liar tersebut dan melirik patung sapi raksasa yang berada 400 meter di depanku, menelusuri setiap detailnya. Bagusss... Otakku mulai berpikir tenang, sapi ini adalah lambang kota Boyolali yang terkenal akan susu sapi segarnya.

Tiba-tiba terdengar seperti percikan api kecil di dalam kepala saat tatapan ku berhenti pada kepala besar dengan mata besar yang memandang ke depan tak ketinggalan daun telinga yang terbuka lebar seakan mendengarku yang tengah membicarakannya.

Dan... Oohhh.... Ku mohon sapi...

Jika memang kau mendengarku tak perlu lah kau mengulum senyum.

Aaarrrggghhh....

Boyolali Tersenyum

#OneDayOnePost



Ciani Limaran
Haloo... selamat bertualang bersama memo-memo yang tersaji dari sudut pandang seorang muslimah.

Related Posts

There is no other posts in this category.

2 komentar

Posting Komentar