Karakteristik Muslimah (Penyayang)

1 komentar
Di antara karakter muslimah adalah memiliki sifat penyayang, karena dia mengetahui bahwa kasih sayang yang diberikannya kepada orang-orang yang berada di sekelilingnya merupakan faktor yang menyebabkan dirinya mendapatkan rahmat kasih sayang dari Allah SWT, seperti yang dijelaskan dalam hadist Rasulullah SAW berikut ini,

”Sayangilah makhluk yang ada di bumi, maka yang ada di langit akan menyayangimu.” (HR Imam Thabarani)

“Barangsiapa yang tidak menyayangi orang lain, maka Allah tidak akan menyayanginya.” (HR Imam Thabarani)

Rasulullah SAW merupakan salah satu teladan dalam hal kasih sayang yang murni, bahkan apabila mendengar tangisan bayi saat beliau mengimami shalat, maka beliau memendekkan shalatnya sebagai penghormatan rasa kasih sayang ibunya yang ikut shalat.

“Sesungguhnya aku hendak mengerjakan shalat dan berniat memanjangkan bacaan, lalu aku mendengar tangisan anak kecil, maka aku pendekkan shalatku itu karena aku tahu betapa gelisahnya perasaan ibunya akan tangisan anaknya itu.”  (HR Bukhari dan Muslim)

Wilayah rahmat kasih sayang Rasulullah SAW telah meluas ke seluruh jiwa kaum Muslimin dan Muslimat, di mana beliau tidak membatasi kasih sayang hanya pada manusia saja, tetapi juga mencakup kasih sayang terhadap bnatang.

“Ketika seorang laki-laki merasakan haus dalam menempuh perjalanan, tiba-tiba dia mendapatkan sebuah sumur. Kemudian dia menuruni sumur itu dan minum, setelah itu dia keluar darinya, ternyata ada anjing yang menjulur-julurkan lidahnya karena kehausan. Lalu orang itu berkata, ‘Anjing ini merasa kehausan seperti yang saya rasakan.’ Maka dia pun segera turun sumur kembali dan mengisi terompahnya dengan air, kemudian menyodorkannya ke mulut anjing itu sampai merasa kenyang. Maka Allah bersyukur kepadanya dan memberikan ampunan kepadanya. Selanjutnya para sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah kita mendapatkan pahala atas kasih sayang yang kita berikan kepada binatang?’ Beliau menjawab, ‘pada setiap hati yang basah terdapat pahala.’ “ (HR. Bukhari dan Muslim)

  Antonim dari penyayang adalah tidak perduli, menelantarkan, membiarkan. Jelas ini bukan karakter yang Rasulullah SAW ajarkan kepada umatnya. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam bukunya yang berjudul Al-Adabul-mufrad  pada suatu ketika Rasulullah SAW singgah di suatu tempat, ada seekor burung yang hinggap di atas kepalanya, seakan-akan burung itu akan melaporkan tentang perbuatan aniaya yang dilakukan oleh seseorang dengan cara mengambil telurnya. Lalu Rasulullah SAW bertanya, “Siapakah di antara kalian yang mengambil telur burung ini?” Maka ada seseorang menjawab. “Wahai Rasulullah, aku yang telah mengambl telurnya.” Akhirnya beliau bersabda, “Kembalikan telur itu sebagai kasih sayang kepadanya.”

Dari Ibnu Umar,bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,
“Ada seorang wanita yang disiksa karena mengurung seekor kucing sampai mati karena kelaparan, karenanya dia masuk neraka.” Dikatakan kepadanya, “Engkau tidak memberinya makan dan minum pada saat mengurungnya, tidak juga melepaskannya sehingga kucing itu bisa makan beberapa binatang bumi.”

Adapula kisah tentang seseorang yang batal diangkat menjadi pimpinan sebab tidak pernah mencium anaknya.

Pada saat Umar Bin Khaththab ra hendak mengangkat seseorang menjadi pemimpin bagi kaum Muslimin, beliau mendengar ucapan Aqra’ yang mengatakan, “Sesungguhnya dia tidak pernah mencium anaknya.” Lalu Umar pun membatalkan pengangkatannya itu seraya bertutur, “Jika dirimu tidak menyayangi anak-anakmu, lalu bagaimana mungkin kamu akan menyayangi orang lain? Demi Allah, aku tidak akan pernah mengangkatmu menjadi pemimpin, lalu beliau merobek buku pengangkatan yang sudah dipersiapkan.”

Begitu besar berkah dari rahmat kasih sayang itu. Betapa indahnya sifat itu bila senantiasa menjadi perhiasan yang menghiasi manusia. Cukuplah kemuliaan, ketinggian dan kehormatan bahwa dari sifat rahmat kasing sayang itu Allah, Rabbil-Izzati telah mengambil untuk Nama-Nya, Ar Rahman dan Ar-Rahim.

Ciani Limaran
Haloo... selamat bertualang bersama memo-memo yang tersaji dari sudut pandang seorang muslimah.

Related Posts

1 komentar

Posting Komentar