Percaya Saja

4 komentar
Bola mata hitam itu membesar, "Benarkah?"

Aku mengangguk.

"Siapa... siapa?"

"Dia, satu diantara pengikut semua akun sosial mediamu."

Wajahnya menunduk, "Teman-teman penulis, kami saling mengikuti."

Berdiri dia dari bangku panjang di sudut warung makan siang ini, sudah lewat jam istirahat pabrik, suasana sunyi. Tiga langkah ke depan balik kanan dua langkah maju. Telapak tangan kanannya menopang dagu, tangan kiri berkacak pinggang.

"Tolong sampaikan padanya."

"Apa?" Tanyaku antusias.

"Jangan lupa minum obat, semoga lekas sembuh."

Tawa membahana di warung makan, hanya ada kami berdua dan Budhe Muji yang sedikit melonjak dengan polah kami.

Kenalkan, Laya, temanku, pengarang yang selalu tak percaya bahwa ada-di luar sana- yang mengagumi karya juga sosok riangnya.

Hai Laya, percaya saja, kau punya penggemar.
Ciani Limaran
Haloo... selamat bertualang bersama memo-memo yang tersaji dari sudut pandang seorang muslimah.

Related Posts

4 komentar

  1. Aku belum kenal Laya, sampaikan salam kenalku untuknya Mba Cian...

    BalasHapus
  2. aku kenal laya(ngan) sejak kecil loh, salam rindu ya kak ci buat dia..

    BalasHapus
  3. Halo, laya. Ingin kenal denganmu^^

    BalasHapus
  4. Gelar tikar nyimak kisah laya selanjutnya

    BalasHapus

Posting Komentar