Dua Bulan di Langit

3 komentar
Perpustakaan ini berada di lantai dua, aku sedang melepas sepatu lalu mematut sebentar di depan cermin setengah meter yang berada di situ. Ketika semua dirasa rapi maka aku menaiki tangga untuk masuk.

Ada seseorang di depan meja sirkulasi dengan setumpuk buku, menunggu pustakawan mencatat dan membubuhkan tanggal akhir pengembalian sebelum memberi kepercayaan padanya untuk membawa pulang buku tersebut.

"Hei..."

Aku menoleh perlahan ke arah sumber suara, mataku melebar, ada dia di sini, kebetulan yang menyenangkan.

Kalian ingat dia kan? Baiklah kubantu membuka memori lama, silahkan berkunjung ke sini .

"Kapan kembali dari London?"

Dia terkikik, "Sudah lama. Mr. Holmes memutuskan untuk memberikanku cuti sampai waktu yang tidak ditentukan."

Aku manggut-manggut.

"Aku punya dunia baru, mau pergi bersamaku?"

Berbagai macam pertanyaan berkumpul siap untuk dilontarkan tapi aku lebih suka memelihara rasa penasaran agar daya kejutnya maksimal nanti.

"Tunggu, aku letakkan tas di loker."

Kami memasuki ruangan dimana tak ada bantal-bantal besar di dalamnya. Tapi kau bisa menemukan dua meja pendek yang dikelilingi dengan rak-rak penuh buku. Dia mengajakku menuju rak di paling ujung, meneliti satu persatu dengan cepat.

"Katakan, biar aku bantu cari."

"Sebentar, pasti di sekitar sini."

Sudahlah, aku menjauh beberapa langkah darinya, tenggelam dalam lautan judul-judul fiksi dengan cover warna-warni.

"Ketemu."

Aku menahan diri untuk bertanya, melihat ekspresi wajahnya serasa mengingat saat kecil ketika kau merengek dibelikan es krim namun ibu menolak dan kakak laki-lakimu datang membawakanmu es krim seraya berbisik, cepat habiskan sebelum ibu tahu.

"Sudah siap?"

Anggukan mantap menggiring kami menuju meja pendek di tengah ruangan.

"Dunia seperti apa sekarang?"

Wajahnya serius, sorot matanya menikamku, buku itu berada di genggaman tangan kirinya yang kurus, "Sekarang tahun 1Q84. Ini adalah dunia sejati, tak ada keraguan akan hal itu. Tapi di dunia ini, ada dua bulan menggantung di langit."

Aku merasakan sekitarku bergerak cepat, ini aneh, tiba-tiba saja kami tidak lagi di perpustakaan, aura berbeda membuatku serasa berhenti bernapas. Tunggu, masih ada dia, setidaknya sekarang aku bisa kembali mengirup udara banyak-banyak.

Wajahnya menoleh, sejenak meminta persetujuanku, "Siap?"

Apa pun yang menunggu di dunia baru ini senyum juga rasa ingin tahuku adalah gerbang pembukanya. Aku mengangguk mantap.




-----++--------------

1Q84 written by Haruki Murakami


Ciani Limaran
Haloo... selamat bertualang bersama memo-memo yang tersaji dari sudut pandang seorang muslimah.

Related Posts

3 komentar

Posting Komentar