Kamu, Alasanku

8 komentar
Jemariku menari diatas deretan huruf yang berserak, banyak hal yang ingin disampaikan namun tidak dengan membuka mulut. Berlebih dalam bicara seolah menjadikanku terlihat bodoh, aku tak suka dipandang bodoh.

Lelah sudah bertopeng, saatnya mengatakan pada dunia inilah aku yang sebenarnya. Biarlah segala kekurangan tersimpan rapi kecuali terhadap orang-orang yang peduli pada perbaikanku, tentang yang lain cukup tahu bahwa aku baik-baik saja adalah salah satu hal untuk mengurangi kerumitan.

Perenungan semacam ini aku dapatkan saat pertanyaan menohok datang dari orang yang selama ini menjadi sumber inspirasiku bahkan setiap tulisan yang terlahir adalah karena dia, ahh sudahlah.

Kalau tulisan kamu nggak ada yang baca, masih mau nulis?”

Enggak tahu”

Lama kusadari bahwa itu bukan sebuah pertanyaan melainkan sebuah pernyataan, ada makna tersirat dari ucapan yang ia lontarkan.

Belasan tulisan terlahir dan tak satupun dia meluangkan waktu untuk membacanya,  ayolah ini ungkapan hatiku tapi rupanya dia tak mau tahu lagi.

Lanjut menulis atau tidak?

Untuk apa jika alasanku menulis telah hilang?

Menyadari bahwa memang dialah satu-satunya alasan untuk menulis membuatku jatuh ke dalam jurang kepedihan, rasa sakit ini menjalar keseluruh tubuh bersama aliran darah, rasa sesak mengikuti kemudian, otakku berhenti bekerja, hingga hangat air mata membelah pipiku.

Memaksanya?

Tak ada hak sedikitpun, sepenuhnya salahku yang begitu menaruh harapan, dia tak mengetahui apa-apa tentang hatiku, ya tidak tahu, jelas ini bukan salahnya.

Lalu?

Biarkan aku berfikir, tolong jangan usik dulu. Aku akan kembali menulis, tenang saja sebab ternyata aku membutuhkannya.

Kapan?

Sebentar lagi, aku hanya sedang mencari alasan untuk tetap menulis, alasan itu harus kokoh dan tak mudah tergoyahkan. Dia tak boleh menjadi bumerang yang akan menyerang balik.

Kalian boleh memberi masukan padaku, secepatnya, karena aku sungguh ingin menulis.MENULIS.ITU SAJA.


Ciani Limaran
Haloo... selamat bertualang bersama memo-memo yang tersaji dari sudut pandang seorang muslimah.

Related Posts

There is no other posts in this category.

8 komentar

  1. Ya..
    Aku juga hanya ingin menulis saja

    BalasHapus
  2. Ya..
    Aku juga hanya ingin menulis saja

    BalasHapus
  3. Aku juga hanya ingin menulis de ci, hanya menulis. Biarlah ia tak tahu apa yg aku tulis... Hehehe

    BalasHapus
  4. Katakan padaku...katakann.... kamu butuh cemilan ngga?

    BalasHapus
  5. Ayuuk, kak ciani
    Menulis, menulis, menulis
    Jangan lupa membaca, ahihi

    BalasHapus
  6. Hanya ingin nulis, itu saja.

    BalasHapus

Posting Komentar