Sepele

6 komentar
Ping!
Ping!
Ping!

Aku mengerutkan dahi, tumben sekali Mas Ilham sampai harus mengirimkan pesan seperti ini. Pentingkah?

Ada apa mas?

Siapa cowok yang jadi poto profil?

Aaahh lelaki ini, aku rindu ia. Kemana saja seharian menghilang tak ada kabar. Ini kesempatanku untuk bermanja dengannya, meski hanya bersua via sosial media.

Ganteng banget ya?

Siapa?

Besok aku kenalin deh, jangan cemburu.

Jelas terlihat dari balasan-balasan singkatnya, ia pasti tengah cemburu. Entah damai rasanya mengetahui ia begitu menaruh perhatian pada setiap lelaki yang berada dekat denganku.

Ya udah aku tidur.

Eh, marah?

Huruf R sudah terlihat pada chat terakhir yang aku kirim. Namun dua menit berselang tak ada tanda-tanda ia akan membalas pesan, mengetik pun tidak.

Dia kakak sulung aku.

Mencari alasan setelah ketahuan?

Aku serius, tadi hanya bercanda.

Selama ini saat aku berkunjung ke rumahmu, tak pernah kudapati ada pemuda disana.

Dia diluar kota dengan keluarga kecilnya.

Terserah, bercandamu sama sekali tidak lucu.

Maaf.


Dua menit berselang, sepuluh menit, tiga puluh menit, dua jam. Pesanku tidak dibaca. Mungkin aku bercanda di waktu yang tidak tepat, mungkin ia sedang lelah dengan rutinitas hari ini, mungkin suasana hatinya sedang tidak baik. Aku tidak tahu. Bagaimana aku bisa tahu kalau ia tidak mengatakan apa pun?

Kupandangi ponsel, berharap ia sekedar membacanya. Nihil. Huruf D kapital masih bertengger indah disamping tulisanku. Permintaan maafku diabaikan, aku bisa apa?

Baiklah, kedepan aku harus bertanya dulu padanya jika ingin bercanda. Lebih baik seperti itu.

Dan tentang waktu yang kata orang mampu menyembuhkan setiap luka, aku menantinya sepenuh hati.

Ciani Limaran
Haloo... selamat bertualang bersama memo-memo yang tersaji dari sudut pandang seorang muslimah.

Related Posts

6 komentar

Posting Komentar