episode 1
episode 2
episode 3
episode 4
Anggota
baru yang ingin
bergabung
ke dalam organisasi terkece di SMA ini begitu banyak, jelas
popularitas adalah hal dominan penyebabnya. Kenyataannya
aku tak menginginkan ini, melihat
senior yang sok aksi membuatku muak, yahh... permainan aneh apa
sebenarnya yang ingin Desuu tunjukan.
Uji
seleksi masuk dilakukan seminggu kemudian dengan jumlah 80
siswa pendaftar, padahal hanya 16 yang akan diterima. Ujian berupa
kemampuan akademik, pengertian tentang keorganisasian juga fisik. Dua
minggu setelahnya hasil seleksi sudah tertempel di mading sekolah,
dengan banyak pasang mata yang melotot berharap nama mereka yang
tercantum disana.
“Kau
tak berminat untuk melihat hasilnya, Desuu?”
Bocah
satu ini malah menuju kelas selepas kami dari kantin, papan mading
berada di depan ruang osis yang itu berarti harus belok ke arah yang
berseberangan dengan kelas kami.
“Tak
perlu, aku pasti lolos”
“Tahu
darimana?”
Siap-siap
aku mendengarkan jika ia mengeluarkan analisa tentang ramalan nya,
namun tak jadi sebab aku harus berlari menerabas kerumunan karena
Desuu tak tahu aku juga lolos atau tidak.
“Sudah
kubilang tidak perlu, kenapa harus lari-larian?”
Ngos-ngosan
aku
duduk
di sampingnya
yang sudah berkutat dengan pena warna-warninya, “Tapi kau bilang
hanya kau yang lolos, sedang nasibku tidak kau sebutkan.”
“Mudah
sekali sebenarnya, kau terlalu anti dengan osis hingga luput
memperhatikan cara mereka menyeleksi anggota barunya.”
Bengong.
“Osis
adalah organisasi sekolah yang terdiri dari perwakilan siswa guna
menjadi penyampai informasi sekolah kepada siswa yang lain. Karena
bersifat perwakilan jadi harus ada minimal dua murid dari
masing-masing kelas.”
Aku
mengangguk paham, jelas kami akan lolos karena hanya kami berdua yang
mendaftar osis dari kelas, yang lain tidak berminat sebab ujian fisik
menjadi penghalang mereka, sebagian yang lain menganggap osis sama
seperti perkiraanku dan sisanya menolak karena akan terbagi fokus
dengan pelajaran. Kebanyakan teman lelaki kami memilih basket, yang
perempuan menjelma menjadi petugas PMR yang bisa berada di bawah
pohon rindang saat yang lain upacara ditemani
sengatan matahari. Heran
juga sih, apa ini keberuntungan kami saja?
“Sebenarnya
apa yang akan kita mainkan?”
“Entahlah,
aku hanya menjebakmu karena aku begitu ingin masuk osis.”
Raut
wajahnya seketika berubah, pandangannya menerawang jauh entah kemana
dan bisa kupastikan fokusnya ikut terbang bersama pikirannya. Jelas
ada maksud terselubung, tidak mungkin Desuu hanya ingin
masuk osis tanpa alasan.
“Ingatlah,
setelah ini apapun yang akan terjadi kau tak boleh membelaku sebab
aku sendiri yang akan mematahkan keyakinanmu padaku”
Aku
menatapnya tajam, meyelediki maksud dari perkataannya barusan, nihil.
Tidak kutemukan apapun dalam mata jernihnya.
“Katakan
dengan jelas apa maksudmu?”
“Sudah
kubilang tidak ada”
“Tidak
bisa, kau telah menjadikanku umpan dan hanya ini yang boleh kutahu?”
Wajah
kecilnya menunduk, menimbang akan sebuah keputusan.
“Aku
ingin kak Frans jadi milikku.”
Nyeri
kurasakan saat ia mengutarakan alasannya, tapi aku menolak
mempercainya. Desuu bukanlah tipe wanita yang mengejar lelaki. Pasti,
masih ada alasan lain yang lebih masuk akal.
Bersambung......
Siapa kak Frans?
BalasHapusSiapa kak Frans?
BalasHapusPasti masih ada alasan lainnya.
BalasHapusBanyak rahasia yang tersembunyi
BalasHapusMenjebak? Hmm umpan? Kasian... kasian... hehe
BalasHapusPasti kak Frans seorang senior yg kece.
BalasHapusItu alibi Desu saja kan soal kak Frans, ada alasan terselubung nih keknya... hmm
BalasHapusIya Kak Frans siapa
Hapus