Serangan Balik Ibu-Ibu RW 04

1 komentar
Kecanggihan teknologi rupanya memang memudahkan urusan banyak pihak, tak terkecuali kami yang tinggal di desa RW 04. Applikasi whatsapp bukan hal rumit untuk dipelajari oleh bapak-bapak atau ibu-ibu sebab banyak anak muda yang sedia turun tangan demi meratanya kemajuan di semua kalangan.

Tak lama terbentuklah grup RW 04, di dalamnya sibuk mengajak berangkat rapat bulanan, membuka pos ronda, menengok tetangga atau sekadar melempar guyonan agar grup tetap hidup. Tak terkecuali share gambar setelah gotong royong, lumban bersama atau kegiatan lain yang harus diabadikan. Praktis memang sebab tak perlu satu-satu untuk mengirim gambar.

Dua hari yang lalu, malam minggu tepatnya, bapak-bapak dan para pemuda RW 04 mengadakan sahur bersama di pos kamling. Mereka makan di atas daun pisang besar dengan lauk lele goreng serta lalapan yang memang tidak lengkap, tapi apalah pentingnya jika kebersamaan menimbulkan keceriaan serta kenang-kenangan tak terlupakan.

Satu hari berselang grup mulai ramai dengan gambar-gambar kiriman dari beberapa warga, saling sahut mengulang kericuhan semalam hingga membuat mereka yang tidak bisa hadir sedih sebab melewatkannya, begitupun dengan ibu-ibu yang meski harus repot menyiapkan semuanya namun tidak ikut sahur bersama.

"Wah seru, mungkin ibu-ibu harus sahur bersama juga nih."

Celetukan satu kaum hawa di grup yang langsung mendapat penolakan dari bapak-bapak, tawa berderai, ahh, kaum adam sudah kelimpungan begitu hendak ditinggal istri atau ibunya, padahal masih dalam satu kawasan RW.

Tapi tenang, itu hanya wacana semata, tiada tega seorang ibu atau istri meninggalkan keluarganya. Mereka paham benar betapa rumah tangga membutuhkan kehadiran mereka.

Aku terkikik membaca semua komentar penolakan, sesekali terbahak.


Ciani Limaran
Haloo... selamat bertualang bersama memo-memo yang tersaji dari sudut pandang seorang muslimah.

Related Posts

There is no other posts in this category.

1 komentar

Posting Komentar