Awal
tahun ini sejak saya bertekad untuk serius terjun dalam dunia
literasi semua berubah aneh. Niat itu sebatas dalam hati, namun waktu
perlahan mengajak mulut untuk mengucapkannya. Tidak percaya diri
merupakan ciri kelemahan berdampingan dengan ketidakyakinan akan
kemampuan diri. Ini berbahaya.
Tuhan
itu baik, Maha Baik. Saya “dicemplungkan” ke dalam kumpulan
manusia yang memiliki visi dan misi yang sama. Bergandengan tangan
membangun cita-cita dengan mempertahankan semangat yang sering kali
timbul tenggelam.
Tindakan
setelah itu mulailah mengikuti sosial media para penulis ternama,
membaca karya-karya luar biasa mereka. Ahh.... saya harus meniru agar
suksesnya juga menular, aamiin.
Melongo.
Fakta yang terkumpul benar-benar membuat saya menepis jauh anggapan
bahwa penulis itu enak, kan cuma tinggal menulis. Enak saja, memang
mau menulis apa? Menulis rutinitas monoton yang itu-itu saja, hah?
Bertahan berapa lama? Sayangnya, seringkali pembaca menginginkan
selipan pesan penuh makna dari buku yang mereka baca, dibalut indah
bertabur diksi.
Ada
yang mau alasan sibuk? Tidak punya waktu? Masalah umum yang menjamur
ini mah, hhaaa... upss maaf keceplosan. Penulis best seller seperti
Andrea Hirata, Dee Lestari, Tere Liye memiliki jadwal road show yang
padat merayap. Asma Nadia? Beliau malah jalan-jalan ke luar negeri
tuh, mengontrol syuting film dari novel karyanya dan tetap produktif.
Manajemen
waktu menjadi kunci seorang penulis untuk menghasilkan karya yang
luar biasa. Tapi, mari berpikir.. ngapain coba mereka repot-repot
begadang, belajar, membaca buku, riset? Mending tidur nyenyak di atas
kasur empuk dengan selimut hangat.
Pembaca
setia mereka paham bahwa karya mereka mampu melembutkan kerasnya
hati, mendidik setiap insan yang ingin belajar, juga begitu
menginspirasi.
Saya
sebagai manusia papa
di
bumi ini sudah cukup nelangsa,
jelas tak ingin merana pula di akhirat kelak. Rugi benar. Semoga
Tuhan menilai karya saya sebagai amal jariyah hingga Dia memberikan
kasih sayang-Nya dan mengijinkan hamba tinggal di surga-Nya, aamiin.
Inilah
alasan saya ingin menjadi seorang penulis best seller.
Amin... semoga dapat menjadi penukis yg dapat melembutkan kerasnya hati
BalasHapusTypo nih... penulis harusnya
Hapus