Malam kian larut dan aku masih
termenung. Laptop di hadapanku masih menyala dengan tampilan putih
bersih tanpa ada satupun huruf yang menemaninya. Otak sudah menyerah
saat aku paksa untuk menelurkan ide, ayolah aku harus menyetorkan
link untuk kewajiban ODOP hari ini. Tunggu, mataku lengket tak mau
melek, wah keadaan makin runyam saja.
Tiba-tiba dua makhluk itu
datang lagi, rupanya mereka masih bermusuhan karena mereka tidak mau
untuk duduk berdampingan. Yang satu menempel pada sisi kananku, yang
satunya lagi berada di sisi kiriku. Dan tak perlu menduga lama bahwa
mereka hanya akan meracau.
“Kau sudah cukup lelah hari
ini, beristirahatlah”
Menyenangkan sekali mendengar
nasihat dari sisi kiriku, memang seharian ini aku sudah begitu lelah.
Pak bos mendadak menjatuhkan deadline dua jam sebelum jam kantor
habis, dan aku harus berlarian mengumpulkan data yang kececer
dimana-mana. Pulang kerja tak lantas membawaku kembali ke tempat
ternyaman di dunia ini-rumah bapak
ibuku, karena aku harus
menyelesaikan bab 3 ku jika tak mau mendapatkan denda 1 juta,
heemm... angka yang fantastis untukku.
“Jika kau bertekad, masih
ada tiga jam lagi untuk menggugurkan tugas ODOP-mu”
Tiga jam? Serasa dejavu dengan
kata deadline.
Memangnya dia pikir semudah itu merangkai kata untuk dilihat berjuta
pasang mata? Bisa-bisa aku bunuh diri dengan menulis ala kadarnya
(pura-pura lupa kata bang syaiha bahwa jangan memikirkan kualitas
saat awal belajar menulis, hhii)
“Tak perlu terburu-buru,
hutang bisa kau lunasi saat weekend”
Serasa
ikut terbang setiap
makhluk yang melayang di sisi kiri membela raga lelahku.
“Ya ya ya, manjakan dirimu
dan anggap saja ini semua main-main”
“Enak saja kalian berbicara,
aku mengerti benar kemampuanku saat sebuah keputusan aku ambil, dan
sepertinya kalian mulai meremehkan aku, pergi sana jangan kembali aku
ingin mengajak jemariku berimajinasi bersama otak dan juga seluruh
indra yang masih ingin berkarya”
Kedua sisiku lengang, kemana
perginya mereka? Dan tadi siapa yang berani mengusik perdebatan kedua
makhluk tersebut? Tidak sedikitpun aku membuka mulutku, namun
kurasakan dadaku bergemuruh, memompa darah ke seluruh bagian tubuh.
Mataku sedikit membuka, otakku mulai bekerja dan jemariku menari
lincah di atas tuts keyboard. Perlahan beberapa kata telah menghiasi
layar.
Semudah itu menulis? Tidak
kawan... aku berhenti pada dua titik dalam paragraf pertama. Buntu.
Bang Syaiha... boleh ngutang
tulisan untuk hari ini?
Hahahaha, nih udah nulis juga, nggak jadi ngutang yaaa
BalasHapuswkwkwkwk... lagi belajar ending yang "ngena" gitu mbak, hhee
Hapusalways, pertama klo suruh BW, mksii mbak lisa...
Iya nggak ada idea tapi jadi tulisan juga
BalasHapusHheee, iya bun wid.. Hasil memeras keras otak.
HapusNah, jadi tulisan juga dan tidak hutang...
BalasHapusAsik..
Hhaa... Mksii sdh mampir bang.
HapusMana hutangnya! Ha… ha… siip…
BalasHapusMana yak ? Mungkin di bawah meja, hhee...
HapusMksii sdh mampir mak juni...
Mana hutangnya! Ha… ha… siip…
BalasHapusTadi mau nulis malah ketiduran :D
BalasHapusAku jadi hutang lagi deh, huhu...
Hay inet.. Ngapain jam segini bangun ?
BalasHapusMemohon nghutang pun bisa jadi ide tulisan ... keren
BalasHapus